Sosial.

“Selamat Pagi, epribadiiii!” aku merasa lucu memainkan bahasa asing seperti itu. Padahal Ayah paling anti melihat kesalahan dalam berbahasa apalagi yang disengaja.

Itu status Facebook ku lima menit yang lalu. Kurang sreg kuhapus dan kuedit dengan sesuatu yang durasinya bisa lebih lama, “Selamat berakhir pekan, semaunya!”
Puas dengan status itu aku ke laman home, sekadar stalking sekaligus blogwalking.

Kusapa pacar dan teman-teman lewat Twitter sambil membahas hendak kongkow ke mana lagi hari ini.

Kulirik jam sudah pukul 10 pagi dan aku belum mandi. Menginjakkan kaki ke luar kamar juga belum. Tapi kok rasanya lapar?
“Bunda?” panggilku manja sambil berlari-lari kecil menuruni tangga. “Bunda masak a–”
Di dasar tangga, Bunda tergeletak tak bernyawa.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s