Sedari kecil suka kentang dan ubi. Kentang di sup, kentang di gulai, kentang di opor, kentang goreng, kentang di dendeng basah, ubi rebus, ubi panggang, lately cinta banget ubi Cilembu Madu.
Kentang di sup yang sudah berkali-kali dipanaskan, bumbunya meresap, empuk dan lembut dikunyah. Favorit buat dicemilin. Kadang kalau agak lapar, suka aku pilihin kentangnya aja untuk dicemil sambil nonton TV atau baca komik.
Pengen bisa bikin mashed potatoes yang enak. Masih nunggu resep dari Kak Danny belum dikasih-kasih. Mashed potatoes selalu dipilih buat pasangan steak i/o french fries atau chips. Apalagi kalau disiram gravy / mushroom sauce. Hmmm.. I could forget about the steak. Andai fish and chips bisa diganti juga jadi fish and mashed potatoes. :)
Ada satu combo comfort food yang aneh bin ajaib tapi selalu mengenyangkan dan menyenangkan buatku. Sayangnya, karbo on karbo. Itulah kalau kesukaannya kentang. Dari kecil kombo ini menemani di saat mati gaya ngga ada selera makan (ini bohong banget. Aku dikaruniai nafsu makan yang gigih & konsisten, bahkan di saat sakit. Hehe. No wonder, kan?)
Kerepek (kalo kata orang Malaysia) Kentang Lay’s Barbeque (yang oranye) + nasi putih anget. Udah. Gitu aja. Iya, tau. Kandungan gizinya dikit banget. Tapi kenyang. Tapi bahagia. Ngga satu bungkus juga Lay’s nya. Dimakan sebagai lauk. Sehabisnya satu piring nasi aja.
Dulu waktu kecil, kalau sekolah ngadain field trip dan aku lupa pesan bento ke Mama atau Maktuo, biasanya dikasih uang 50sen buat beli Lay’s di vending machine dan disiapkan satu kotak nasi. Minum tinggal seruput dari drinking fountain.
Teman-teman mungkin iba, mungkin takjub melihat menu sederhana itu. Tapi aku bahagia-bahagia aja tuh sampai sekarang.
#MaretMenulis
View on Path