Belakangan berpikir untuk menambah ilustrasi pada postingan di koprolkata ini.
Tapi menurutku di satu sisi ilustrasi adalah pencurian hak pembaca untuk berimajinasi.
Apakah maksud adanya ilustrasi itu untuk membantu pembaca dalam memvisualisasi cerita? Menambah bumbu estetis pada kisah? Atau semacam dekorasi? *ponders*
Sejak mulai membaca buku tanpa ilustrasi (baca: “buku orang gede” cie..) saya mulai menikmati kebebasan sebagai pembaca untuk membayangkan apa yang dideskripsikan oleh penulis. Menjadikan kisah itu sebagai milikku setidaknya selama ia dalam genggaman daya khayalku.
Barangkali jika dianalogikan, buku tanpa ilustrasi adalah sepeda tanpa roda bantu. Lebih ‘wuuushh’ larinya. You can feel the wind in your hair.
Lalu untuk blog. Apa perlu mencomot dari ribuan gambar yang tersedia dan tinggal menyalin-tempel alamat sumber dengan kata-kata manis ‘courtesy of’, dengan harapan apa yang dibayangkan penulis tidak disalahartikan oleh pembaca?
Entahlah. Barangkali aku salah.