Lalu bagaimana nasib lagu-lagu yang tak lagi berlabel ‘kita’?
Akankah terkubur bersama puluhan lagu yang gagal menegakkan cinta?
Apakah makam lagu-lagu itu berada di frekuensi yang berbeda dari saat kita masih ‘kita’?
Sehingga kalaupun terdengar, tak lagi desirkan rasa?
Apakah lagu-lagu itu gugur seperti daun-daun menguning, mengering?
Memberi tempat bagi lagu-lagu baru kelak tiba musim semi?
Lagu-lagu baru yang tak luput dari melodi-melodi basi
Yang busuknya justru menambah gizi.
Aku tak tahu kalau kamu. Lagu-lagu ‘kita’ bagiku tak pernah gugur.
Barangkali tertidur.
Sampai sakit mimpi buruk perpisahan siuman.