Dear You,

Disclaimer: Surat ini hanya satu dari sekian banyak surat yang mungkin akan kamu terima dariku. Kelak tanpa tagar. Barangkali tanpa semua orang harus tahu. Tapi surat ini untuk kamu dan hanya kamu yang tahu siapa dirimu.

Aku pun, hadir di dalam hidupmu dengan beberapa disclaimer. Dengan harapan disclaimer-disclaimer itu tak menjadi penghalang perhatian dan kasih sayangmu tiba di muka pintu rumahku atau di depan depot ibuku.

Terlebih senyummu.

Aku pun, seperti nasihatmu, tak berpikir banyak saat hampir tengah malam menulis tweet nomention yang terbaca oleh rombongan kawan-kawanku dan kawan-kawanmu sampai-sampai semesta ikut tersenyum lantaran senyummu itu.

Aku pun.

Aku pun, sepertimu, mampu mengabadikan keindahan dalam lembar-lembar kertas. Kertas-kertas jejak. Jejak kita dan anak-cucu kelak. Rumah yang berevolusi perlahan membentuk hunian impian. Tempat derai tangis dan gelak tawa mewarnai hitam putih dunia.

Aku pun, sepertimu, menganggap surat ini mulai terdengar klise. Tersebab standar kita yang terlalu tinggi untuk dua manusia standar. Namun selayaknya cinta yang dimiliki Ibu kita,
aku pun, sepertimu, melihat potensi maha luas dalam kasih sayang yang kini kita tekuni.

Epilog:

I began this letter not knowing what to write.
But with you, I know the future will be bright.
Because your name is like mine
we both shine.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s