Been Thinking About You

Ruangan itu hanya diterangi cahaya dari empat monitor 18 inchi milik Alice dan Mas Pras yang masih menyala. Wajah keduanya seperti wajah hantu dari film tahun 60an, berpendar-pendar. Dengung AC seperti biasa dikalahkan oleh musik yang secara sempurna mengisi setiap inchi ruangan. Kali ini erangan-erangan Thom Yorke yang menjadi pilihan. Alice mengantuk dibuatnya.

Alice mengambil bantal dan selimut dari dalam kontainernya di bawah meja.
“Loh? Loh? Mau kemana?” tanya Mas Pras dengan mata tetap pada monitor, tangan kanan tetap pada Wacom, dan tangan kiri pada keyboard. Mengutak-utik storyboard untuk pitching yang jatuh tempo besok.
Ia tak menjawab. Berharap cukup dengan gerakan mengucek mata Mas Pras mengerti. Tidakkah selimut dan bantal yang diketekinya juga menjawab?
Mungkin pertanyaan Mas Pras lebih kepada protes lantaran akan ditinggal di ruang produksi, bukan betul-betul ingin tahu Alice hendak kemana. Atau mungkin juga Mas Pras hanya ingin mendengar suara Alice yang sudah jarang menyapa telinganya di luar urusan kerja.

Alice urung naik ke lantai tiga.
Diliriknya jam digital di dekat pintu, 12.14 menyala merah.

shot by @hendramuliadi #iphonesia

Di luar, hujan masih membasahi aspal dan orang-orang yang nekad menembusnya. Bukan berarti ALice bukan orang nekad. Hanya saja matanya kurang awas saat malam tiba, ditambah lagi hujan senang memburamkan segalanya. Alice harus menemani Mas Pras menyelesaikan pekerjaannya. Semacam solidaritas tim. Meskipun berada jauh dari Mas Pras adalah hal yang paling dibutuhkannya sekarang.

Seluruh profil klien-klien mendatang sudah dibacanya ulang. Beberapa ide sudah dicorat-coretkan di binder butut full stiker dan collage-collage dari majalah. Apa tuh, binder anak SMA, ledek Mas Pras yang akhirnya malah ikut menyumbang sketsa-sketsa super keren di dalamnya.

Satu album bajakan Incubus sudah lengkap diedit di iTunes komputernya. Mengedit tulisan Track 1 sampai 14 dengan judul-judul aslinya dari internet. Gambar album ia unduh untuk melengkapi tampilan. IPod Alice adalah iPod Video generasi pertama, yang menurut Mas Pras sudah layak dimuseumkan.

Boneka Danbo-nya ia ubah posisinya, seperti orang duduk menunggu dengan bosan di sudut atas monitornya.

Alice memutuskan untuk blogwalking saja. Segala dibacanya. Mulai dari jurnal politik yang membahas peperangan di Timur Tengah sampai praktek orgy ikan lumba-lumba demi mempertahankan eksistensi. Bagi orang corporate, browsing adalah cara lain membuang-buang waktu dan uang perusahaan. Bagi anak iklan, browsing adalah cara lain menabung ide sebanyak-banyaknya dan world wide web adalah reservoir yang tak pernah kering untuk ditimba. Tinggal bagaimana keluasaan wawasan tersebut ditambah kreatifitas, kecerdasan, selera dan estetika sebuah tim iklan bisa dipadukan dengan profil produk dan selera pasar..teorinya sih gampang, keluh Alice gamang.

Saat menyadari sudah tak ada bacaan yang ‘masuk’ di otaknya, Alice memutuskan untuk tidur di kursinya saja. Alice menarik selimut sampai menutupi kepalanya.

Samar-samar ia mendengar Mas Pras mengiringi Thom Yorke bernyanyi.

“Been thinking about you, so how can you sleep? These people aren’t your friends they’re paid to kiss your feet. They don’t know what I know. So why should you care? When I’m not there.”

Di balik selimut, ia leluasa meneteskan airmata menyaingi hujan yang menderas di luar jendela.
“PMS sialan.” rutuknya pelan.

6 thoughts on “Been Thinking About You

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s