Pagar hidup terpangkas rapih mengelilingi bangunan mungil asri nan putih. Begitu memasuki pintu toko, puluhan detak jam menyambutku. Seorang gadis di meja kaunter mengangkat wajah dari buku yang dipegangnya, “Selamat siang dan selamat datang.” ucapnya lembut.
“Selamat siang. Mau lihat-lihat sebentar, boleh?” sahutku.
“Oh, silahkan.” jawabnya sambil tersenyum. Cantik.
Kuamati koleksi jam dinding kayu yang rata-rata buatan tangan. Kaya ditel dan manis.
“Yang ini berapa?” tunjukku pada jam dengan pintu kecil untuk keluar masuk burung Cuckoo.
“Maaf, bisa tolong digambarkan?” jawabnya sambil menyelipkan sejumput rambut ke balik telinganya.
“Yang ini lho..” tunjukku tak sabar.
“Iya, bisa tolong digambarkan? Saya tidak bisa melihat.” jelasnya tanpa hilang senyum.
“Maaf. Yang ada burung Cuckoonya.”
huhuhu…. uni keselek. Pak Amatnya kemana emang? :p
Pak Amat lagi bikin jam di belakang. :D
keren uni. simpel tapi dalem. huhuhu
Loading….
…….
…….
…….