Itu aku.
Dengan rambut lurus sebahu. Sebuah buku tertutup di pangkuanku. Aku sedang menunggu seseorang. Berharap tak terlihat betapa tegangnya diriku. Betapa fasih doa-doa yang mengalir di balik bibirku yang terkatup.
“Dik, aku pengen ngobrol sama kamu. Di Coffeeteria, bisa?”
Singkat saja smsnya. Namun, isi kepalaku mampu dibuat berantakan olehnya. Aku berpikir untuk menjeda waktu sebelum membalasnya. Tetapi buat apa? Supaya dia tidak curiga? Menolaknya bukankah hanya memperpanjang masalah?
Tentu saja ia sudah tahu rahasia kami. Buat apa ia ingin bertemu denganku empat mata saja? Matilah, aku pasti habis didampratnya.
“Boleh kak, tunggu ya?” ibu jariku bergetar menjawab smsnya.
Gadis yang duduk sendirian di sudut kafe itu aku. Menunggu istri bossku.
semacam perselingkuhan ya? :O
keren!
kurang panjang :p ini memang untuk 111 kata ya? :D
Yup.. :) nanti diterusin. Mengejutkan kelanjutannya…