Time Difference

Bandara International Logan masih saja ramai, meski jam menunjukkan pukul 2.03 dini hari. Pesawat kami ditunda keberangkatannya karena cuaca yang buruk. Dad dan Mom sedang berbicara dengan Mr. Pratt, sementara Mrs. Pratt sudah terlelap dalam rangkulan suaminya. Aku dan Chad duduk merapat di sebuah sofa berbagi earphone, kebiasaan aneh kami mendengarkan lagu-lagu di playlist yang kami pilih bersama.

Aku tak rela dipisah darinya. Kevin sahabatku sejak TK. Aku benci harus pulang ke Indonesia. Terakhir pulang ke sana aku masih kelas 1 SD dan seingatku negara itu amat kotor dan menyebalkan. Ke mana-mana macet. Di mana-mana sampah. Tidak ada taman, tidak ada salju, tidak ada Halloween.

“Nanti kita masih bisa chatting di YM kan? Di Indonesia ada internet kan?” tanya Chad tiba-tiba.
“Sepertinya ada. Mom sering menonton MetroTV dari internet. Berita tentang Indonesia gitu deh.” jawabku lesu.
“Great! Kita bisa Skype-an dan Webcam-an.” serunya riang. Jelas sekali Chad sedang berusaha menghapus sedihku. Aku mencoba untuk tersenyum, tapi sulit sekali melakukannya saat airmata hendak menetes.
“What about the time difference.” timpalku dengan suara serak, “I’m twelve hours ahead of you. Artinya, pas aku sekolah kamu pasti sedang tertidur lelap.”
“Bagaimana kalau kita janjian. Setiap jam 6 sore waktu Indonesia kamu online. Bangunkan aku lewat Skype, seperti yang biasa kamu lakukan selama ini. Menelpon aku untuk bangun pagi. Trus kita bisa chatting sejam. Tentang TRL atau trick skateboard yang baru kukuasai.”
“Okay.”

*****

Ternyata Indonesia mengasyikkan sekali. Di Jogja aku punya banyak sepupu. Cara bicara mereka untuk ukuran orang Indonesia cukup lucu. Tapi menurut mereka cara bicaraku jauh lebih lucu. Seperti Cinta Laura kata mereka, whoever that is.

Mereka sering mengajakku bersepeda keliling komplek perumahan dosen yang dekat sekali dengan Boulevard UGM dan Gedung Pusat. Suatu sore, aku melihat beberapa anak berlatih skateboard dan aku langsung teringat pada Chad.

“Ya ampun! Aku lupa sama sekali padanya!” aku menepuk dahiku sendiri.
Buru-buru aku menaiki sepedaku dan pamit pulang duluan.
“Dad!” teriakku begitu roda depan sepedaku memasuki pagar rumah, yang lalu begitu saja kugeletakkan di bawah tangga teras.
“Dad! May I borrow your computer?”
Dad yang sedang membaca di ruang tengah heran melihatku yang seperti orang kebelet buang air kecil.
“Kamu kenapa?”

Aku tidak lagi mempedulikan Dad dan segera log-in ke YM dan benar saja.. ada 5 offline messages.

C_pratt 11/12/2009 07:12 wrote : “Gina? It’s 7am here. Why didn’t you wake me up?”
C_pratt 12/12/2009 07:00 wrote : “Gina hasn’t your family settled in by now? Where are you?”
C_pratt 13/12/2009 21:30 wrote : “If I’m not mistaken it must be Sunday morning in Indonesia. Whazzup Gina?”
C_pratt 15/12/2009 07.20 wrote : “Sorry, yesterday I couldn’t chat. I was down with the flu. The weather has been terrible here. Still no internet connection huh? I hope you’re doing fine.”
C_pratt 16/12/2009 06.00 wrote : “Hurray for me! I got up all by myself today. Eat that, Girl. (laughs).”

Teman macam apa aku ini. Dan dia, Chad, masih bisa tertawa-tawa di seberang sana. Malu-malu sekaligus takut diacuhkan aku tekan tombol “buzz”

Gina_Wiryono 17/12/2009 18.00 wrote : [buzz]
Aku menahan nafas. Menunggu.
C_pratt 17/12/2009 06.01 wrote : “Hey, you. You better have a good explanation, Miss. :D”

****

One thought on “Time Difference

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s