Dengan pelan Dilla menggeser pintu sorong tertutup rapat.
Di dalam, ramai jerit bocah dan tangis bayi. Ia tidak sama dengan Rika dan Asma yang semacam mencandu pheromone bayi.
Dengan segelas Lipton Lemon Tea panas, Dilla siap menikmati pemandangan Jl. Shirakawa seorang di-
“Sial..” umpat Dilla setengah berbisik.
Rupanya sudah ada yang menguasai balkon kesayangannya.
“Maaf..”
Ia diam saja, membelakangi Dilla. Dilla hendak masuk lagi ke ruangan pengajian lantaran sungkan.
“Rokok?” tiba-tiba sosok itu bicara.
Tanpa menoleh tangan kanannya mengulurkan sekotak Mild Seven dan korek gas.
Diam-diam Dilla mengamati pria di sampingnya. Baunya mirip ayah.
“Aqua Element by Hugo boss?” tanya Dilla, diambilnya sebatang, dinyalakan, lalu dihisapnya pelan-pelan.
“Kok tau?”
“Tau aja.”